Thursday, April 5, 2018

APA KATA SISWA PEMBARETAN MENWA UNJ TAHUN 2018?

Upacara Pelepasan di Kampus A, UNJ 
Pertemuan memang menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Rasa takut akan hal-hal yang tidak diinginkan mulai berkeliaran dalam pikiran. Kami, siswa pembaretan Resimen Mahasiswa Jayakarta Satuan Universitas Negeri Jakarta Angkatan 43 dan 44, mendapatkan tantangan dari para komando latihan atau yang biasa disebut dengan kolat, untuk mengajar murid-murid di SD Pangkalan, Sukabumi, Jawa Barat. Excel, Fahmi, Puti, Thenny, dan Willy tergabung di dalam satu kelompok dan kami mendapatkan kesempatan untuk mengajar Pancasila kepada murid-murid kelas empat. Semalam sebelumnya, kami berdiskusi tentang apa yang harus kita lakukan untuk bisa memberikan yang terbaik kepada anak-anak. Waktu berdiskusi kami tidak banyak, itulah mengapa kami menyebutnya tantangan. Sebagian dari kami ada yang optimis dan sangat menantikan keseruan esok hari ketika bertemu dengan mereka. Tetapi di sisi lain, ada juga yang belum mempunyai pengalaman mengajar dan itu artinya esok hari adalah pengalaman pertamanya untuk mengajar. Dan benar saja, kami bingung dan gugup. Tapi itu hanya kebingungan dan kegugupan yang tergantikan dengan keceriaan pada esok harinya.

23 Maret 2018 akhirnya kami bertemu dengan mereka. Senyum dan tawa dari mereka membuat kami semangat dalam menjalani hari. Dan yang membuat kami kaget adalah meskipun kami memakai pakaian dinas yang mungkin mereka tidak tahu jenis pakaian apa ini, muka kami yang semakin menghitam karena paparan sinar matahari ketika longmarch, dan tentu betapa harumnya aroma kami, tetapi mereka sangat antusias untuk mendengarkan apa yang kami sampaikan. Walaupun masih ada murid yang malu-malu untuk menjawab pertanyaan kami, tapi kami meyakinkan mereka dengan jargon “ayo maju maju, jangan malu malu”. Dan hal sederhana itu bisa membuat mereka berani untuk tampil ke depan. Mereka juga sangat senang ketika kami memberikan mereka beberapa ice breaking untuk meghilangkan penat seperti teko kecil, senam trejing, love, dan bebek kaki pendek.

Ketika waktu sudah hampir berakhir, kami memberikan tiga pertanyaan dan dua tantangan kepada mereka. Untuk mereka yang berani tampil ke depan akan diberikan hadiah sebagai apresiasi dari kami atas keberaniannya. Benar-benar kenangan yang tidak akan pernah kami lupakan dan akan kami rindukan nantinya. Walaupun waktu mengajar kami tidak sampai satu hari, kami berharap dengan kedatangan kami di SD Pangkalan, bisa menginspirasi murid-murid untuk selalu bangga menjadi anak Indonesia apapun cita-cita mereka di masa depan. Terimakasih kepada kolat pembaretan yang sudah mempertemukan kami dengan generasi emas seperti mereka.

Pertemuan singkat membuat kami terpikat.


Kelompok 4
Excel Fransisco Rari
Fahmi Ramdhani
Puti Keumalahayati
Thenny Nanda Weninggalih
Willyandi S.

Longmarch

 
Foto bersama setelah mengajar siswa kelas 4 SD Pangkalan, Sukabumi, Jawa Barat









No comments:

Post a Comment